KENDALA FUNGSI ALAT REPRODUKSI PRIA DAN PERANAN TONGKAT ALI

Oleh : dr. Zen Djaja, MD.

KENDALA FUNGSI ALAT REPRODUKSI PRIA DAN PERANAN TONGKAT ALI

PENGERTIAN

Alat kelamin pria (penis) terdiri dari organ otot yang dibungkus oleh sekumpulan saluran darah yang membentuk jaring, yang mampu memberi ketegangan dan juga menyebabkan pelemasan daripada otot penis. 

Mekanisme penegangan dan melemasnya penis merupakan satu rangkaian yang vital bagi kehidupan seksual pasangan suami isteri.

Fungsi lainnya yang berkaitan dengan penis adalah keadaan “Ejakulasi Dini” yaitu satu keadaan dimana terjadinya pencapaian orgasme (pencapaian puncak dalam berhubungan seks) yang terlalu singkat untuk satu rangkaian hubungan seks.

Keterbatasan fungsi alat kelamin pria ini baik dari organ seks-nya serta fungsi dari pada pencapaian kenikmatan yang diperolehnya disebut sebagai : “Dysfungsi Ereksi”

LATAR BELAKANG MASALAH

Fungsi alat kelamin pria seiring dengan masa   kehidupannya tentu mengalami berbagai        perubahan mulai dari :

👉 Masa Pertumbuhan (masa kanak2 )

👉 Masa Remaja (akil baliq)

👉 Dewasa Muda (usia produktif)

👉 Usia Lanjut.

Yang menjadi pokok bahasan disini adalah dewasa muda dimana pada usia ini merupakan usia produktif yang memiliki kehidupan seksual cukup aktif.

Tentunya dengan segala tuntutan dan hasrat seksualnya akan berharap kehidupan seksualnya bersama pasangan akan menjadi satu jalinan kasih yang menyenangkan dan berujung satu kebahagiaan. Namun karena terjadinya gangguan Dysfungsi Ereksi  (DE) maka apa yang didambakan tentu akan sirna. 

Penyebab dari DE antara lain adalah :

✅ Kondisi Medis Tertentu   ✅ Alasan psikologis (Kejiwaan)

✅ Faktor Obat-obatan  ✅ Akibat cedera

✅ Efek tindakan operasi

Namun ada juga yang sama sekali tidak ada keterkaitan dengan penyebab diatas, yang disebut sebagai Dysfungsi Ereksi Primer, yang diduga merupakan gangguan terhadap mekanisme terjadinya ereksi.

MEKANISME TERJADINYA EREKSI

Ereksi penis terjadi karena adanya aliran darah yang maksimal, dan mengisi kumparan jaring pembuluh darah yang mengelilingi otot penis (Corpus Cavernosum). Jaring pembuluh darah yang penuh terisi darah, akan menegangkan Corpus cavernosum dan membuat penis membesar, tegang dan mengeras. Selama pembuluh darah terus terisi dan penuh, maka kekerasan dan ketegangannya akan bertahan terus, sampai pada satu ketika terjadi pengosongan dari pembuluh darah maka akan mengalami pelemasan. 

Adapun derasnya aliran darah menuju pembuluh darah jaring dipenis, adalah karena adanya rangsangan yang diawali dari berbagai syaraf sensorik (pengelihatan, pendengaran, perabaan, penekanan, panas, dingin) yang kemudian dikelola di dalam otak dan menghasilkan rangsangan berupa rangsangan sensual melalui sistem

syaraf otonom tulang belakang, sehingga memberikan reaksi terhadap sel-sel endothel yang ada pada dinding dalam pembuluh darah untuk menghasilkan   “Nitrogen Oksida” (NO).  Di dalam darah NO menjadi senyawa perubah Guanilate Cyclase menjadi Guanosin Monophosfat (cGMP).

gSemakin banyak NO yang dihasilkan maka semakin banyak pula cGMP yang di hasilkan, sehingga dapat mempertahankan lamanya ketegangan penis.  

Ketika NO menurun produksinya di dalam darah akibat rangsangan menghilang, maka cGMP pun akan menurun dan hilang, akhirnya hanya tinggal Guanilate Cyclase saja, dan ini membuat aliran darah ke dalam jaring pembuluh darah di Corpus cavernosum menurun dan terjadi pengosongan, dengan akibatnya adalah penis melemas.

Demikianlah seterusnya mekanisme ini berlangsung, setiap ada rangsangan, penis menjadi tegang dan setelah rangsangan berakhir, penis akan melemas.

Ketika terjadi orgasme, atau puncak pemuasan seksual yang diikuti oleh keluarnya air mani beserta sperma, maka ada enzyme yang terangsang dan keluar dari dalam tubuh yang namanya “Phosfo diEsterase 5” (PdE5), yaitu enzyme yang berfungsi mengakhiri peranan NO.

Namun pada beberapa kasus PdE5 ini bisa sekonyong konyong keluar dan membuat NO menjadi tidak berfungsi, walaupun rangsangan masih berlangsung. Hal ini akan menurunkan cGMP, tetapi membuat kadar Guanilate cyclase tetap bertahan. Kejadian inilah yang dapat berdampak pada pengisian jaring pembuluh darah sehingga mengalami pengosongan dan penis melemas.  Keadaan seperti ini yang dialami pada pria2 Dysfungsi Ereksi primer.

Peranan hormon androgen (Testosteron) juga merupakan hal yang menentukan bagi seorang pria apakah akan memiliki fungsi reproduksi  yang normal atau tidak. Karena hormon tersebut selain mempengaruhi fungsi seksual,  juga memiliki pengaruh di dalam pembuatan sel sperma (kemampuan berketerunan).  Pria usia di atas 30 tahun, akan mengalami penurunan kadar hormon sebanyak kurang lebih 2% setiap tahunnya.

Peranan Tongkat Ali Terhadap Mekanisme Ereksi

👉 Meningkatkan kemampuan ereksi.

👉 Menunda keluarnya air mani yang terlalu cepat (ejakulasi dini)

👉 Meningkatkan gairah seksual (memperbaiki libido seksual)

👉 Meningkatkan kesuburan dan produksi sperma (mempertahankan kemampuan reproduksi)

👉 Meningkakan estetika tubuh yang ideal

👉 Meningkatkan energi fisik dan seksual.

👉 Meningkatkan hormon androgen.

Tongkat Ali (erycoma longifolia), mampu menunda atau menekan keluarnya PdE5 baik ketika sedang melakukan hubungan seks, maupun ketika akan melakukan, sehingga dapat terhindar dari Dysfungsi Ereksi

Tongkat Ali memiliki khasiat untuk mempertahankan produksi hormone androgen sehingga mempertahankan kesuburan dan juga gairah seksual sekalipun mencapai usia di atas 50 tahun

Aturan Minum

Tongkat Ali dapat dikonsumsi dengan berbagai dosis dari mulai 300 mg s/d 900 mg setiap hari, tergantung pada kasus atau masalah yang terpapar.

📌 Tongkat Ali sebaiknya diminum sebelum makan.

 

Merawat kesehatan dengan Tongkat Ali, merupakan langkah bijak menikmati kehidupan seksual keluarga tanpa keluhan.