SERBA SERBI HIPERTENSI

Oleh: dr. Imelda Margaretha, Konsultan Medis DII

Penyakit Darah Tinggi atau yang dalam dunia medis dikenal sebagai Hipertensi adalah suatu kondisi ketika aliran sirkulasi darah di dalam Pembuluh Darah Arteri “selalu“ mengalir dengan “tekanan sirkulasi” yang tinggi. Padahal dalam kondisi tidak mengidap Penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi aliran sirkulasi darah di dalam Pembuluh Darah Arteri mengalir dengan “tekanan sirkulasi” yang “berfluktuasi” sesuai aktivitas tubuh. Jika tubuh sedang beraktivitas santai atau bahkan beristirahat maka aliran sirkulasi darah di dalam Pembuluh Darah Arteri mengalir dengan “tekanan sirkulasi” yang normal. Sedangkan jika tubuh sedang beraktivitas berat atau bahkan terburu-buru maka aliran sirkulasi darah di dalam Pembuluh Darah Arteri mengalir dengan “tekanan sirkulasi” yang tinggi. Jika aktivitas mereda dan santai kembali maka seharusnya aliran sirkulasi darah di dalam Pembuluh Darah Arteri mengalir kembali dengan “tekanan sirkulasi” yang normal. Mekanisme “tekanan sirkulasi” yang “berfluktuasi” sesuai aktivitas tubuh ini akan terus berulang pada orang yang tidak mengidap Penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi. Sedangkan pada orang yang mengidap Penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi mekanisme“tekanan sirkulasi” yang “berfluktuasi” sesuai aktivitas tubuh ini tidak terjadi, justru aliran sirkulasi darah di dalam Pembuluh Darah Arteri “selalu“ mengalir dengan “tekanan sirkulasi” yang tinggi.

Tekanan sirkulasi darah terbagi menjadi 2, yaitu Tekanan Sistolik dan Tekanan Diastolik. Tekanan Sistolik adalah “tekanan sirkulasi darah” ketika Jantung sedang memompa darah agar mengalir ke seluruh tubuh. Sedangkan, Tekanan Diastolik adalah “tekanan sirkulasi darah” ketika Jantung dalam kondisi relax siap menerima darah yang dialirkan kembali dari seluruh tubuh. Tekanan darah dinyatakan dalam bentuk angka pecahan, di mana Tekanan Sistolik dinyatakan  sebagai angka di bagian atas pecahan dan Tekanan Diastolik dinyatakan sebagai angka di bagian bawah pecahan. Jika tekanan darah Anda adalah 120/80, maka 120 adalah Tekanan Sistolik dan 80 adalah Tekanan Diastolik.

Pada Hari Hipertensi Sedunia 6 Juni 2023 yang lalu dinyatakan oleh Menteri Kesehatan RI, Bpk. Budi Gunadi bahwa pada tahun 2023 ternyata 1 dari 3 orang Indonesia terdeteksi mengidap Hipertensi. Penyakit Darah tinggi atau Hipertensi perlu diwaspadai karena Hipertensi merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di Indonesia setelah Stroke dan TBC. Hipertensi sering disebut sebagai “Silent Killer” karena orang dengan Hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala dan tidak memiliki keluhan yang berarti. Meskipun tanpa gejala dan keluhan yang berarti, seseorang dapat berjaga-jaga untuk mengetahui dirinya menderita Hipertensi atau tidak dengan melakukan pengukuran tekanan darah (tensi) secara rutin.

Dari hasil pengukuran tekanan darah (tensi) secara rutin, umumnya  akan didapat 4 kategori tekanan darah, yaitu:

  • Tekanan darah normal: di 120/80 mmHg
  • Prahipertensi: tekanan darah di atas 120/80 mmHg sampai 139/90 mmHg
  • Hipertensi derajat 1: tekanan darah di antara 140/90 mmHg sampai 159/99 mmHg
  • Hipertensi derajat 2: tekanan darah di atas 160/100 mmHg
  • Krisis Hipertensi: tekanan darah di atas 180/120 mmHg, kondisi ini merupakan gawat darurat medis sehingga diperlukan penanganan medis secepatnya.

Biasanya Penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang melampaui 140/90 mmHg, dan dianggap Hipertensi berat  jika tekanan darah melampaui 180/120 mmHg.

Pada sekitar 90% penderita Hipertensi usia dewasa, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal sebagai Hipertensi Esensial /Hipertensi Primer. Pada Hipertensi Esensial kemungkinan terjadi beberapa proses perubahan pada struktur Jantung dan Pembuluh Darah secara hampir bersamaan, yang akhirnya menyebabkan terjadi peningkatan tekanan darah. Pada sekitar 10% dewasa juga terdapat penderita Hipertensi Sekunder yaitu Hipertensi yang diketahui penyebabnya, berupa :

  • Penyakit Ginjal
  • Kelainan Hormonal atau
  • pemakaian obat tertentu (misal; Pil KB)

Di dalam masyarakat Penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi dengan Tekanan Sistolik tinggi lebih sering dibahas daripada kondisi Tekanan Diastolik yang tinggi. Beberapa  latar belakang Hipertensi dengan Tekanan Sistolik tinggi, antara lain; faktor keturunan, pertambahan usia, pola makan tidak sehat tinggi garam dan lemak, kegemukan, jarang melakukan aktifitas fisik dan berolahraga, merokok dan mengoknsumsi alkohol, tidak mengelola stress dengan baik, serta menderita penyakit tertentu.

Tekanan Darah Diastolik dianggap tinggi jika pada pengukuran tekanan darah  (tensi)  hasilnya melebihi 90 mmHg. Beberapa faktor yang menjadi kemungkinan latar belakang Tekanan Darah Diastolik menjadi  tinggi, adalah:

  • Obat-obat tertentu, seperti Amfetamin, Antiradang Nonsteroid (NSAID), Antidepresan, Pil KB, Kortikosteroid, dll.
  • Obesitas / kegemukan.
  • Kurangnya aktivitas fisik dan gaya hidup tidak sehat, serta jarang berolahraga.
  • Pola makan  tinggi garam.
  • Konsumsi alkohol.

Penyakit Darah tinggi atau Hipertensi perlu diwaspadai, karena jika tidak dikendalikan, maka  “tekanan sirkulasi” darah yang “selalu” tinggi dapat melemahkan dan merusak Struktur Dinding Pembuluh Darah Arteri, akibatnya dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit lain yang lebih berat dan beresiko kematian, seperti: Stroke, kerusakan fungsi Ginjal, dan penyakit pada Jantung. 

Banyak orang beranggapan bahwa Penyakit Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi mutlak hanya dapat dialami oleh orang dewasa saja, namun kenyataannya Penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi juga dapat dialami oleh anak-anak. Ditinjau dari faktor-faktor resiko penyebabnya, Hipertensi pada anak dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu;

  1. Hipertensi Primer pada anak-anak, yaitu Hipertensi yang cenderung dilatar-belakangi oleh penyebab faktor genetik dan gaya hidup. Hipertensi Primer pada anak-anak banyak terdeteksi pada usia 6 tahun sampai usia 13 tahun.
  2. Hipertensi Sekunder pada anak-anak, yaitu Hipertensi yang lebih cenderung disebabkan oleh latar belakang kondisi kesehatan atau penyakit tertentu. Hipertensi Sekunder pada anak-anak sering terdeteksi pada anak-anak di bawah usia 6 tahun.

Agar terhindar dari Penyakit Darah tinggi atau Hipertensi, langkah terbaik adalah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan mengkonsumsi suplemen penunjang kesehatan Pembuluh Darah dan Jantung yang tepat, misalnya: untuk dewasa dapat dikonsumsi suplemen dengan kandungan Grape Seeds ekstrak yang kaya dengan OPC (Oligomeric  Proanthocyanidin) dan untuk anak-anak dapat dikonsumsi suplemen dengan kandungan Spirulina atau Sea Water Spirulina.

Salam  Sehat !!! 🙂